internasional

nasional

cerita

Postmodern Yang Berkembang

Perdebatan posmodern mendominasi ruang kebudayaan dan intelektual dibeberapa bidang ilmu diseluruh dunia. Para tokohnya misal: Jean Baudrillard, Jean Francois Lyotard dan Fredric Jameson, berpandangan bahwa masyarakat telah berubah secara dramatis dan kini kita hidup dalam masyarakat yang kualitasnya sangat berbeda, yakni masyarakat posmodern.

Posmodern adalah sejarah baru yang dianggap telah menggantikan era modern atau modernitas. Teori sosial posmodern adalah cara berfikir baru tentang posmodernitas, dunia sudah sedemikian berbeda sehingga memerlukan cara berfikir yang sama sekali baru, teoretisi posmodern cenderung menolak persfektip teoretis yang dijelaskan dan menolak cara berfikir untuk menciptakan teorinya. Cara melukiskan posmodernitas ini sama banyaknya dengan teoretisi sosial posmodern, untuk menyederhanakannya akan dirangkum beberapa elemen kunci gambaran yang dikemukakan oleh salah seorang teoretisi posmodernitas terkemuka, yakni Frederic Jameson.

Women’s Question dalam Perjuangan Mengakhiri Kapitalisme dan Patriarki (oleh:Fathimah Fildzah Izzati)

MASIH  segar dalam ingatan kita, 16 Desember 2012 yang lalu, seorang perempuan India, Jyoti Singh Pandey, diperkosa dengan sadis oleh sekelompok laki-laki biadab dalam sebuah bus di jalanan New Delhi. Jyoti yang kesakitan meninggal 13 hari kemudian setelah dirawat di sebuah rumah sakit di Singapura.[1] Beberapa waktu sebelumnya, di belahan dunia yang lain, buruh migran perempuan Indonesia diperkosa oleh tiga polisi di Malaysia.[2] Tidak berhenti sampai di situ, perempuan pun kemudian dilarang duduk mengangkang di atas motor oleh pemerintah kota Lhokseumawe, Nanggroe Aceh Darussalam, terhitung sejak Januari 2013.[3]

Kaltim (salah satu) Koridor Ekonomi Nasional. Benarkah?

Sesuai dengan Visi dan Strategi Nasional Kabinet Indonesia Bersatu II Tahun 2010-2014 yaitu INDONESIA YANG SEJAHTERA, DEMOKRATIS DAN BERKEADILAN, dengan strategi nasional yaitu “Melanjutkan dan Memperkuat Triple Track Strategy (Pro Growth, Pro Jobs dan Pro Poor)”. Mempercepat Pertumbuhan Inklusif dan berkelanjutan, dengan Mengandalkan ekonomi sumberdaya alam termasuk kelautan, yang berbasis iptek agar bernilai tambah tinggi (knowledge-based, industri kreatif) dengan tetap menjaga keberlanjutannya (green economy), Membangun domestic connectivity untuk mendorong investasi dan produksi yang lebih merata. Sedangkan untuk mewujudkan pembangunan berkeadilan yaitu melalui Perlindungan social dan Penciptaan lapangan kerja produktif didukung SDM berkualitas.

Karakter (relasi) Manusia

Ada 7 HAL yang MEMBENTUK tipe-tipe karakter manusia, yaitu:

1. Social Pressure
Ini adalah ketakutan si wanita atau pria akan apa yang orang lain akan pikir tentang apa yang mereka lakukan.
contoh:
jika ada seorang wanita atau pria yang tertarik dengan anda tetapi orang-orang disekelilingya mengatakan bahwa anda bukanlah orang yang “baik” untuknya, maka wanita atau pria tersebut cenderung akan menjauhi anda. Bukan karena dia tidak tertarik lagi dengan anda… tapi karena dia takut di “cap” jelek oleh orang-orang sekelilingnya.

Kawan

Helai daun mereyap ditubuh mungil yang kuyup
Aliran sungai ternyata masih sama
Masih menderu-deru saja
Lelap semalam ternyata jaga buatmu
Jaga sekarang lelap buatnya…
Hari ini siapa lagi yang dia rugikan?
Kamu, aku, mereka, kawannya, dirinya, siapa…?!!!


Ternyata tak ada kawan didunia ini. Ternyata kawan adalah ilusi yang terbuat dari jutaan kepingan dusta. Aku tak akan pernah dianggap sebagai seorang diantara mereka. Kawan itu adalah penipu yang cerdas namun munafik, dan bersukur aku kini merasa tak mempunyai kawan seperti itu. Kerancuhan antara aku yang membuang atau terbuang.

Berjuanglah Kaum Hawa



Kita dapat melihat bahwa penempatan perempuan pada posisi kelas dua dalam masyarakat berawal dari tergesernya peranan kaum perempuan dalam lapangan produksi. Dan, pada gilirannya, tergesernya peran ini adalah akibat dari tingkatan teknologi masa itu yang tidak memungkinkan kaum perempuan untuk memasuki lapangan produksi.

Posisi kelas dua ini diperkukuh oleh sistem kepemilikan pribadi, yang pada gilirannya memunculkan diri dalam berbagai prasangka, sistem nilai dan ideologi yang menegaskan paham keunggulan laki-laki dari perempuan. Karena ketertindasan perempuan berawal dari sebuah perjalanan sejarah yang objektif maka upaya pembebasan perempuan dari posisi yang ditempatinya sekarang ini harus pula menemukan kondisi objektif yang memungkinkan dilakukannya pembebasan tersebut. Kondisi itu adalah kembalinya kaum perempuan ke lapangan produksi kolektif.