internasional

nasional

cerita

Perempuan Muda dan Manusia Mungil



Kurasa, ingatanku agak buram tentang pertemuan terakhir. Kau datang menghampiriku 10 menit setelah ban motor yang bocor selesai ditambal, didepan bengkel –kuranglebih 100 meter disamping kiri Balikpapan center—kutengok kau berada didalam mobil –aku lupa warnanya—sambil melempar senyum buatku. Lalu kukendarai motor dan pergi bersama –kau mengendarai mobil—lurus kearah melawai. Sementara berkendara, terpikir tentang perempuan yang sedang duduk dibelakang stir. Oh, inikah kawanku, anggun, bersuami, mengendarai mobil didepanku. Seperti baru pertama aku melihatnya pandai mengendarai (lain kali saja kuceritakan).


Setelah 5 Tahun Lewat (oleh: Si Kacamata Kosong)

Rasa rasanya, berbahagialah para peserta tahun ini. Tak seperti lima tahun sebelumnya. Peserta tahun ini tidak lebih banyak. Berjatuhan satu demi satu, seperti hukum rimba saja? Selanjutnya, bagi calon peserta yang kurang beruntung, kalimat pamungkas “ silahkan coba lagi” seolah menjadi kawan dekat yang menjengkelkan. 

Sementara, aku juga memikirkan hal lain, football club asal spanyol yang kudukung –tidak sepenuh hati—dalam dua kali pertandingan terakhir berhasil dikalahkan. Itu juga rasanya menjengkelkan. Juga ada rasa senang, kiraanku melebihi rasa jengkel. Aku senang, aku tak pernah sesal telah memilih mendukungnya. Rasa kecewa pernah ada dulu, itu ditujukan keseorang pelatih bernama mourinho. Dia pergi, meninggalkan club (lain kali kuceritakan panjang lebar).

Manifesto Komite Politik Alternatif

LAWAN PEMILU 2014, BANGUN PARTAI ALTERNATIF !

Dengan semakin mendekatnya PEMILU 2014, rakyat semakin dihadapkan pada pilihan yang tidak ada bedanya. Wajah tokoh-tokoh caleg terpampang di setiap sudut jalan dengan tulisan-tulisan “mohon doa restu” atau “bersih, tegas, peduli”, dsb. Tetapi kami tahu, dan rakyat sebenarnya tahu, tidak ada satu pun calon dan partai yang akan menjawab persoalan rakyat.

Kemunduran politik dalam PEMILU 2014 sekarang justru terjadi disaat para calon dan partai tidak lagi perlu mengusung program dan janji kepada rakyat. Kegagalan elite-elite politik dalam merealisasikan janji dan program kesejahteraan pada pemilu lalu bukan dijawab dengan memperjelas program dan mempertegas kontrol rakyat dalam mengawal program berikut calon-calon terpilih nanti nya, tetapi justru memundurkannya pada penokohan/figurisasi semata yang membodohkan melalui media-media massa. Kita rakyat Indonesia tidak bodoh!