internasional

nasional

cerita

» » » » Liputan Konferensi Marxis di Australia

Oleh: Harianto(*)
Konferensi Marxisme 2013 yang diselenggarakan Socialist Alternative (SA) merupakan konferensi tahunan kaum sosialis dan aktivis serikat buruh di Australia dengan partisipasi aktivis-aktivis pergerakan dari berbagai negara lainnya. Konferensi yang kali ini didukung RSP (Partai Sosialis Revolusioner), Socialist Alliance (Aliansi Sosialis), serta koran mingguan Green Left (Kiri Hijau), merupakan kali terbesar dengan partisipasi lebih dari 30 pembicara dan jumlah peserta mencapai 1.140 orang. Selama empat hari para peserta konferensi disuguhi lebih dari enam puluh sesi yang terbagi ke dalam berbagai kategori mulai dari pengantar marxisme, filsafat marxis, ekonomi marxis, mengorganisasi kelas pekerja, isu dan kontroversi, partai radikal, perlawanan revolusioner, revolusi rusia, pendidikan dan kapitalisme, sejarah radikalisme di Australia, penindasan yang dialami kaum perempuan dan LGBTI (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender, dan Interseks), dan sebagainya. Tidak hanya itu, Konferensi Marxisme 2013 juga dilengkapi dengan dua pementasan seni (pembacaan puisi Vladimir Mayakovsky dan pementasan monolog Marx in Soho) serta program sekolah radikal untuk anak-anak bernama School of Rebellion.

SA dan RSP serta Persatuan Mereka

Konferensi yang diadakan di kota Melbourne ini berlangsung di tengah menguatnya iklim persatuan kaum kiri. Hal ini disebabkan karena SA, organisasi sosialis terbesar di Australia, mengumumkan fusi RSP ke dalam SA pada malam pembukaan konferensi.

SA yang didirikan pada tahun 1995 merupakan organisasi sosialis yang berasal dari tradisi Marx, Engels, Lenin, dan Trotsky, serta diperkuat dengan teori-teori Tony Cliff, pendiri SWP (Partai Pekerja Sosialis), partai sosialis terbesar di Inggris pasca PD II. SA memiliki keanggotaan lebih dari 300 orang aktivis militan yang tersebar di lebih dari lima kota terbesar di Australia.  Mereka terlibat aktif baik dalam kampanye sektoral maupun multi sektoral. Dalam hal perjuangan kelas pekerja dan serikat buruh, SA berpandangan menolak pendirian serikat buruh merah dan menekankan pentingnya kerja aktivis sosialis di serikat buruh umum untuk memenangkan kelas pekerja ke politik sosialisme dan mengarahkan serikat buruh ke militansi radikal dan aktivisme revolusioner. Kader-kader SA tersebar ke berbagai serikat pekerja mulai dari NUW (Serikat Pekerja Nasional), CFMEU (Serikat Pertambangan, Energi, Kehutanan, dan Konstruksi), MUA (Serikat Pelabuhan Australia), ETUA (Serikat Buruh Elektrik Australia), RTBIU (Serikat Buruh Industri Bus, Tram, dan Kereta), hingga basis pekerja kerah putih seperti ASU (Serikat Jasa Australia), AEU (Serikat Pendidikan Australia), dan ANF (Federasi Perawat Australia).

Selain memiliki kader militan di berbagai serikat buruh/pekerja yang memainkan peran penting baik dalam organisasi, edukasi, demonstrasi, dan aksi pemogokan, SA juga dikenal memiliki sayap gerakan mahasiswa yang kuat. Dalam isu kampus dan pendidikan, gerakan mahasiswa SA menempatkan diri mereka sebagai faksi Left Action (Aksi Kiri) di berbagai pemilihan dan organisasi kampus terutama sebagai oposisi kiri yang keras terhadap organisasi mahasiswa underbouw Partai Buruh Australia, Partai Liberal, dan organisasi mahasiswa zionis. Faksi Left Action bergerak di 13 universitas terbesar di Australia. Kampanye mereka juga meluas ke hak-hak dasar mahasiswa, seperti memenangkan tuntutan perluasan parkir di Universitas Australia Barat dan mengembalikan keberadaan musholla untuk mahasiswa Muslim di RMIT. Selain di dalam kampus, gerakan mahasiswa SA juga mendirikan Students for Palestine, suatu gerakan mahasiswa berkeanggotaan terbuka dengan arus utama solidaritas untuk rakyat Palestina. Students for Palestine organisasi terdepan dalam kampanye BDS (Boikot, Divestasi, dan Sanksi) melawan perusahaan-perusahaan atau institusi-institusi yang menjalin hubungan kerjasama dengan Israel. Tujuan utama Students for Palestine adalah mengisolasi secara ekonomi, politik, dan kebudayaan negara Israel sebagai negara rasis rezim Apartheid yang menduduki tanah dan menjajah rakyat Palestina.

Sementara itu, Doug Lorimer, Max Lane, John Percy, Kim Bullimore, dan aktivis-aktivis lainnya dalam wadah RSP yang didirikan sejak tahun 2008, sudah dikenal karena militansinya dalam aktivisme kampanye pro pengungsi dan pencari suaka, solidaritas Venezuela, Kuba, dan Palestina, dan dukungannya terhadap perjuangan di Indonesia serta Timor Leste. Secara teoritikal, RSP berasal dari tradisi yang berbeda dengan SA. Selain teori permanen yang dipegang SA dan teori dua tahap yang dipegang RSP, salah satu perbedaan utama lainnya antara keduanya adalah SA memandang bahwa Rusia pasca penguasaan oleh birokratisme partai pimpinan Stalin merupakan rezim Kapitalis Negara sementara RSP di sisi lain berpegang pada teori Negara Buruh yang Terdegenerasi dan Negera Buruh Cacat. Meskipun demikian keduanya sepaham dan sepakat akan gerakan sosialisme dari bawah, urgensi pendirian partai kelas buruh di atas basis program revolusioner untuk menggulingkan kapitalisme di Australia, serta mendirikan negara buruh untuk menuju sosialisme. Di atas kesepakatan dan kesepahaman inilah, serta dilandasi pengalaman praktek revolusioner dan militansi aktivisme dari kedua kelompok, melalui kongres terakhir RSP, puluhan aktivis RSP sepakat sepenuhnya untuk menggabungkan diri ke dalam SA.


Debat Partai Kiri Luas vs Tradisi Bolshevisme

Salah satu sesi penting yang berkaitan dengan fusi RSP ke SA adalah sesi tentang partai kiri luas, yaitu sesiPengalaman Internasional Partai-Partai Kiri Luas dengan pembicara antara lain John Percy dari RSP dan Mick Armstrong dari SA. John Percy menyampaikan analisis historis dan analisis politik yang mendetail mengenai apa itu partai kiri luas, konsep-konsepnya, praktek-prakteknya di lapangan, dengan mengambil banyak contoh kasus partai kiri luas di berbagai negara, khususnya partai kiri luas saat ini yaitu SYRIZA (Koalisi Radikal Kiri Yunani) dan PSUV (Partai Persatuan Sosialis Venezuela). Karakter partai kiri luas memiliki banyak kelemahan fatal, menurut Percy, karena memberi ruang besar bagi sayap kanan di dalam partai kiri, yaitu tendensi-tendensi moderat dan reformis yang hanya menginginkan reformasi sistem kapitalisme bukan revolusi sosial demi menciptakan negara buruh sosialis. Besarnya keanggotaan yang bisa dihimpun partai kiri luas dengan demikian berakibat bukan pada penguatan partai melainkan melemahkan partai dan menghambat perjuangan kelas. Pria yang sebelumnya menjabat Sekretaris Nasional RSP ini lantas menegaskan bahkan pembentukan partai kiri luas tidak akan bsa mencapai perluasan anggota secara massif apabila dijalankan dalam menurunnya iklim politik radikal. Sebaliknya hal itu justru akan memberikan hantaman makin besar bagi partai tersebut. Dalam wilayah Australia, hal ini ditunjukkan dengan kegagalan dan kemunduran Socialist Alliance, yang dibentuk dengan pembubaran Democratic Socialist Perspective (Perspectif Sosialis Demokratis) dan difusikan dengan kaum kiri sosialis yang keluar dari Partai Buruh Australia dan Partai Hijau, dimana berakibat kekalahan partisipasi elektoral Socialist Alliance namun juga menurunnya  keanggotaan Socialist Alliance secara drastis.

Mick Armstrong di sisi lain, menegaskan masih pentingnya tradisi partai yang berasal dari tradisi Bolshevisme. Aktivis sosialis kawakan sekaligus anggota Eksekutif Nasional SA ini menegaskan bahwa tradisi Bolshevisme mengajarkan, partai kelas pekerja seharusnya dibangun dengan disiplin ketat dan landasan program revolusioner ditambah dengan keanggotaan partai yang terdiri dari kader-kader yang benar-benar memahami program partai tersebut dan benar-benar mendedikasikan militansi serta segala daya upaya untuk memperjuangkan program partai. Sehingga berlawanan dengan konsep partai kiri luas, partai kelas pekerja revolusioner tidak memberi tempat pada anggota pasif dan simpatisan apalagi pada tendensi-tendensi reformis.

Berlawanan dengan kedua pembicara, Peter Boyle, aktivis serikat buruh dan aktivis Socialist Alliance, menyatakan bahwa pendapat tersebut terlalu mendiskreditkan teori partai kiri luas serta cenderung sektarian. Pria imigran dari Malaysia ini menyatakan bahwa menentang konsep partai kiri luas berarti memberi celah pada partai kiri sempit serta memberi jalan bagi partai-partai borjuis untuk semakin mendominasi hegemoni politik. Lebih lanjut, Peter Boyle yang juga merupakan aktivis solidaritas revolusi Venezuela ini menyatakan, dengan partai kiri luas serta demokrasi dalam internal organisasi, terdapat cukup ruang untuk menyatukan semua kekuatan anti kapitalis di atas persetujuan terhadap program-program revolusioner.

Dalam kesempatan terpisah dan masih terkait iklim persatuan kaum sosialis di Australia, Peter Boyle mengumumkan bahwa Socialist Alliance menyatakan ketertarikan untuk mendiskusikan kemungkinan persatuan dengan SA. Sebagai organisasi sosialis terbesar kedua di Australia, Peter Boyle memandang adanya kesempatan untuk meningkatkan kekuatan revolusioner anti kapitalis apabila persatuan berhasil dicapai antara keduanya. Berbeda dengan RSP, Peter Boyle dan para pimpinan SA mengakui bahwa terdapat lebih banyak perbedaan antara kedua organisasi sosialis ini. Mulai dari terkait pandangan tentang intervensi dan partisipasi elektoral, keanggotaan organisasi sosialis, bagaimana seharusnya struktur organisasi sosialis, gerakan pembebasan perempuan dan feminisme, analisis terhadap revolusi Venezuela, dan lain sebagainya. Peter Boyle mengakui bahwa diskusi tentang persatuan antara Socialist Alliance merupakan proses yang masih panjang dan tidak ada jaminan persatuan ini berhasil diwujudkan. Namun dengan optimis ia mengatakan bahwa selain berhasil mengembangkan metode pendiskusian antara dua organisasi yang menghargai perbedaan prinsip dan tradisi kedua organisasi, Socialist Alliance dan SA setidaknya selangkah lebih dekat ke arah persatuan dengan menyatukan barisan kontingen dalam Mayday atau Hari Buruh Internasional di tahun 2013 ini.

Terdapat banyak sesi lain yang menarik dalam Konferensi Marxisme 2013 kali ini.  Seperti sesi Leon Trotsky: Mempertahankan Tradisi Marxis yang menarik berbagai aktivis mahasiswa serta kaum sosialis terutama dalam memperdebatkan sumbangsih teori revolusi permanen dan revolusi dunia menentang teori revolusi dua tahap ala Menshevikisme dan Stalinisme serta sosialisme di satu negeri. Dimana sesi ini diikuti banyak kaum kiri dari berbagai organisasi sosialis, tidak terbatas pada SA, RSP, dan Socialist Alliance saja, namun juga faksi Aksi Kiri, Partai Kemerdekaan Sosialis (partai Trotskyist Feminis Sosialis), International Socialist Organisation, dan lain sebagainya.

Selain itu Max Lane juga mempresentasikan sesi yang tidak kalah signifikannya yaitu Tugas Sejarah Kaum Sosialis dimana aktivis dan dosen kiri ini menggarisbawahi fakta Kelas Borjuis yang dulunya revolusioner kini berubah menjadi reaksioner, rasional menjadi anti rasional, serta tugas demokratik nasional yang jatuh ke pundak kaum sosialis kelas buruh, dan urgensi perebutan wacana umum mengenai pentingnya sosialisme sebagai alternatif dari kapitalisme. Kemudian sesi Venezuela: Negara, Kelas, dan Strategi yang membahas mengenai dinamika revolusi sosial mulai dari kudeta Chavez yang gagal,  menangnya Chavez sebagai presiden Venezuela, kup oleh kaum sayap kanan neo-liberal, kontra-kup lewat mobilisasi massa, serta perkembangan dewan komunal, gerakan buruh, kontrol pekerja, dan dinamika hubungan militer di tengah munculnya laskar buruh di bawah kontral dewan komunal di Venezuela.

Namun dari sekian banyaknya sesi, dua sesi yang menjadi daya tarik utama Konferensi Marxisme 2013 ini adalah sesi-sesi dengan pembicara John Pilger serta Billy X Jennings. John Pilger adalah seorang jurnalis kiri dari Australia namun berbasis di Inggris, yang malang melintang di dunia pergerakan sosial dengan tulisan-tulisan, liputan-liputan jurnalistiknya tentang agenda imperialis AS, Inggris, dan Australia serta dampaknya terhadap rakyat negara dunia ketiga. Pemenang penghargaan hak asasi manusia Richard Dimbleby Award dan berbagai penghargaan lainnya ini, juga banyak memproduksi film dokumenter tentang perjuangan kelas buruh dan penindasan yang dialami oleh kaum Aborigin. Dalam Marxisme 2013, John Pilger bicara tentang “Kekuasaan, Ingatan, Hak Istimewa, serta Kejahatan Utopia”. Sedangkan Billy X Jennings adalah mantan anggota Black Panther Party, partai sosialis revolusioner dengan basis ras afrika-amerika di AS. Black Panther Party selain dikenal dengan penyenjataan anggotanya, pengawalan bersenjata terhadap kaum miskin kulit hitam, juga dikenal dengan program-program pro komunitas kaum miskinnya. Mengadopsi konsep Pelayanan Rakyat dari teori Maoisme, Black Panther Party memiliki banyak program sosial, misalnya dapur umum, sarapan gratis untuk anak-anak, klinik keliling dan pelayanan kesehatan gratis, pada masa puncak kejayaannya, Black Panther Party berhasil mendirikan berbagai cabang solidaritas partai di negara-negara lain serta angka keanggotaannya mendekati 10.000 jiwa dengan oplah korannya mencapai 250.000 eksemplar. Dalam Konferensi Marxisme 2013 ini, Billy X Jennings menyampaikan pelajaran dari kesuksesan dan kegagalan dari organisasi kulit hitam terbesar di AS yang memandang bahwa rasisme adalah buah penindasan dan kapitalisme serta hanya ada satu jalan keluar: sosialisme.

Bursa Buku Kiri, Buah Tangan Perlawanan, dan Stan Perjuangan

Tiap acara yang diadakan kaum Sosialis tidak lengkap rasanya tanpa keberadaan buku-buku sosialis. Terkait ini Konferensi Marxisme 2013 juga menyediakan ruangan-ruangan khusus yang memuaskan dahaga pengunjung akan buku-buku dan wacana kiri. Ratusan buku baru dan bekas, mulai dari karya Marx, Engels, Lenin, Trotsky, Luxembourg, hingga tema-tema seperti Filsafat, Ekonomi Marxis, perjuangan kelas di Inggris, Irlandia, Rusia, Asia, Timur Tengah, dan Australia, hingga berbagai pamflet, majalah, dan koran kiri, dipajang dan disertai berbagai potongan harga. Selain itu terdapat pula stan yang menyediakan berbagai buah tangan dengan tema perlawanan seperti kaos-kaos bernada perlawanan, kaos anti rasisme dari Yunani, kaos anti perang dari Australia, pin-pin perjuangan, hingga poster dan foto-foto bersejarah terkait peristiwa perjuangan kelas dari berbagai penjuru dunia. Banyak berdiri pula stan-stan perjuangan mulai dari berbagai organisasi sosialis (khususnya penyelenggara konferensi) hingga ke stan-stan pusat informasi berbagai perjuangan mengenai pergerakan solidaritas untuk palestina, kampanye pro pengungsi dan pencari suaka ke Australia, dukungan untuk perjuangan pembebasan perempuan dan LGBTI, dan lain sebagainya.

School of Rebellion, Suatu Program Sekolah Radikal untuk Anak-Anak

Hal menarik lainnya di luar sesi-sesi dan perdebatan sepanjang Konferensi Marxisme 2013 kali ini adalah keberadaan School of Rebellion (Sekolah Pemberontakan). Pertama kalinya, pantia Konferensi Marxisme 2013, tidak hanya menyediakan jasa gratis penitipan anak bagi pembicara dan peserta konferensi. School of Rebellion merupakan alternatif radikal dari sekolah anak-anak umum. School of Rebellion  diadakan sebagai oposisi terhadap sekolah anak-anak umum terbingkai dalam kerangka kapitalisme dan menekankan pada kompetisi atau persaingan dan penilaian ‘prestasi’ serta berorientasi produktivitas demi kepentingan dunia dagang. Dengan demikian School of Rebellion menekankan bahwa pengetahuan dan pembelakaran terkait erat dengan keadilan sosial dan demokrasi sejati. Alih-alih menekankan pada persaingan, School of Rebellionmenekankan pentingan solidaritas. Alih-alih menyuntikkan dogma dan indoktrinisasi, School of Rebellion, menekankan pentingnya kreativitas dan keberanian untuk menentang kemapanan. Demi mencapai hal ini, program-program pendidikan School of Rebellion dipersenjatai inspirasi dari  teori-teori Paulo Fraire. Pelajaran-pelajaran terdiri dari berbagai variasi mulai dari filosofi untuk anak-anak, filosofi kerja, seni visual dan seni pahat, seni grafiti, puisi untuk anak-anak, kisah para pengungsi dan pencari suaka, musik hip-hop dan tari untuk anak-anak, dan program kritis edukatif lainnya.


Konferensi Marxisme 2013 ditutup dengan kisah perjuangan kelas dan solidaritas internasionalis rakyat pekerja sedunia. Semangat perjuangan kelas mulai dari pemogokan buruh PALEA yang berlangsung hingga 18 bulan, demonstrasi massa kaum guru di AS, kisah perjuangan melawan fasisme NAZI di Eropa Timur, solidaritas untuk pembebasan Palestina, perjuangan anti kediktatoran militer Soeharto di Indonesia, mewarnai hari terakhir sekaligus penutupan konferensi. Konferensi Marxisme memperluas jaringan sosialis, aktivis buruh, dan kaum pergerakan progresif anti penindasan. Tidak semua pembicara dan peserta dari luar negeri berhasil sampai di Australia dengan mulus dan berpartisipasi dalam konferensi. Beberapa pembicara seperti Garry Rivera mendapat halangan dari aparatus negara Filipina (yang mana negara Filipina masih melarang ajaran Marxisme dan Komunisme), sedangkan Farooq Tariq, aktivis Sosialis dari Pakistan gagal mendapatkan visa masuk ke Australia. Meskipun demikian, hal ini tidak mengurangi iklim perdebatan politik yang sehat, pertukaran gagasan sosialisme yang menggairahkan, serta solidaritas perjuangan kelas yang semakin keras. Konferensi Marxisme 2013 ditutup dengan nyanyian bersama Internasionale dan akan diadakan kembali di akhir pekan paskah tahun 2014 mendatang.

*penulis adalah Kontributor Bumi Rakyat di Australia dan Anggota Sosialis Alternative Melbourne

Daftar Pembicara Utama Konferensi
  1. John Pilger Jurnalis kiri pemenang berbagai penghargaan sekaligus penulis dan sineas film dokumenter
  2. Billy X Jennings Sejarawan dan Mantan anggota Black Panther Party
  3. Gary Foley Aktivis aborigin
  4. Louise O’Shea Aktivis pernikahan sesama jenis dan anggota Eksekutif Nasional SA
  5. Brian Jones Aktivis serikat guru di AS dan anggota International Socialist Organisation (ISO) Amerika
  6. Toufic Haddad Penulis dan aktivis Palestina-Amerika
  7. Kim Bullimore Aktivis solidaritas Palestina dan anggota RSP
  8. Anthony Lowenstein Penulis dan aktivis Yahudi Pro Palestina
  9. Ann Cunningham Publisis dan aktivis keadilan sosial
  10. Gery Rivera Revolusioner Filipina dan Presiden Serikat Buruh Maskapai Filipina PALEA
  11. Sandra Bloodworth Editor jurnal ilmiah Marxist Left Review
  12. Bob Carnegie Aktivis serikat buruh legendaris
  13. Liz Ross Aktivis serikat pekerja, sejarawan, dan penulis LGBTI
  14. Vashti Kenway Salah satu pendiri Student for Palestine
  15. Ian Jamieson Aktivis serikat buruh militan
  16. Chikman Koh Aktivis Korea dan militan dari CFMEU
  17. Diane Fieldes Sosialis revolusioner dan aktivis pro pengungsi dan pencari suaka
  18. Frank Polemicos Aktivis Serikat Pekerja Nasional Militan
  19. Manoulya Moustafa Sosialis dan aktivis guru anggota Serikat Pendidikan Australia
  20. Surya Anta Aktivis Partai Pembebasan Rakyat
  21. Jeff Sparrow  Penulis dan Editor jurnal kiri ilmiah Overland
  22. Rick Kuhn Penulis pemenang penghargaan Deutscher Prize dan Akademisi Marxis
  23. John Percy Aktivis sosiais dan Seketaris Nasional RSP
  24. Sue Bolton Anggota dewan kota Moreland dan aktivis Socialist Alliance
  25. Janey Stone Sejarawan, Sosialis, dan aktivis Yahudi
  26. Max Lane Aktivis sosialis, sejarawan, dan pakar politik dan sejarah Indonesiadan lain-lain
    Daftar Sesi Diskusi Konferensi
    1. Pengantar Marxisme:
  •     Apa yang Sebenarnya Terjadi di Revolusi Rusia
  •     Benarkah Revolusi selalu Berakhir dengan Kediktatoran
  •     Pentingnya Analisis Kelas
  •     Bagaimana Kaum 1% Berkuasa
  •     Perang dan Kapitalisme
  •     Hubungan antara Penghisapan dan Penindasan
   2. Mengorganisasi Kelas Pekerja
  •     Melawan hukum yang Anti Serikat Buruh/Pekerja
  •     Aksi Massa Industrial di Australia – Aktivis Serikat Militan Bicara
  •     Panduan Perlawanan di Aktivitas dan Tempat Kerja
  •     Marxisme dan Serikat Buruh pada Kehancuran Revolusi Rusia
  •     Tantangan dan Kesempatan dalam Mengorganisir Kelas Pekerja Kerah Putih
    3. Pendidikan dalam Sistem Kapitalisme
  •     Kelas dalam Kelas – Kesenjangan Sosial dan Pendidikan Saat Ini
  •     Paulo Fraire dan Pedagogi Kaum Tertindas
  •     Merah di Papan Tulis: Sejarah Serikat Guru
    4. Revolusi Rusia
  •     Politik Leninisme
  •     Stalin – Tukang Jagal Revolusi
  •     Lenin dan Strategi Front Persatuan
    5. Perlawanan Revolusioner
  •     Senjata dan Rakyat – Revolusi dan Militer
  •     Pendudukan Pabrik oleh Kelas Buruh di Italia
  •     Aljazair 1954-1962
    6. Anarkisme versus Marxisme
  •     Mulai Perubahan dari Diri Sendiri? Marxisme dan Politik Prefiguratif
  •     Anarkisme: Spontanitas, Horizontalisme, dan Organisasi
  •     Anarki versus Otoritas? Debat antara Marx dan Bakunin
    7. Penindasan terhadap Kaum Perempuan dan LGBTI
  •     Kapitalisme dan Konstruksi Gender
  •     Festival Kaum Tertindas: Perempuan dalam  Berbagai Revolusi – Dari Rusia hingga Mesir
  •     Apakah Agama Kambing Hitam Homophobia?
  •     Peluncuran Buku – Revolution is for Us: The Left and Gay Liberation in Australia (Revolusi untuk Kita: Kaum Kiri dan Pembebasan Gay di Australia)
    8. Filsafat Marxis
  •     Dialektika dari Marx sampai Lukacs
  •     Kelas Pekerja Berkuasa: Kelas, Agensi, dan Revolusi
  •     Darwin dan Engels tentang Evolusi Manusia Modern
  •     Politik Karl Kautsky
    9. Partai-Partai Radikal
  •     Pengalaman Internasional Partai-Partai Kiri Luas
  •     Partai Komunis Italia: Tahun-Tahun Awalnya
    10. Ekonomi Marxis
  •     Melawan Pasar: Tentang Perencanaan Sosialis
  •     Geopolitik dan Resesi Hebat: Perubahan Wajah Imperialisme
  •     Krisis Ekonomi Global: Adakah Akhir yang Tampak?
    11. Sejarah Radikalisme di Australia
  •     Pemberontakan Bukit Vinegar: Perlawanan Australia yang Pertama
  •     Fremantle: Kisah Pelabuhan Revolusioner
  •     Perang Dunia I dan Perlawanan Revolusioner
  •     Sejarah Mengerikan Konglomerat Pertambangan Australia
    12. Sesi dengan Pembicara Internasional
  •     Kemana Arah Revolusi Hijau di Iran?
  •     Perjuangan Kemerdekaan Tamil dan Politik Sri Lanka Saat Ini
  •     Rasisme di AS Kini
  •     Bebaskan Palestina
  •     Billy X Jennings tentang Black Panther Party
  •     Perlawanan Anti NAZI di Eropa Timur
  •     Politik AS Kini
  •     Represi Negara dan Perjuangan Kelas Pekerja di Thailand Kini
  •     Neoliberalisme dan Kelas Penguasa Baru di Palestina
  •     Perjuangan Kelas di Filipina Kini
  •     Indonesia: Dari Kediktatoran ke Reformasi dan Perjuangan Kelas Kini
    13. Isu dan Kontroversi
  •     Marxisme Sebagai Praktek Politik atau Teori Akademis
  •     Situasi Politik di Australia Kini
  •     Tugas Sejarah Kaum Sosialis
  •     Organisasi Macam Apa yang Dibutuhkan Kaum Sosialis?
  •     Dari Darfur ke Kony –Imperialisme di Afrika
  •     Bagaimana Seharusnya Sikap Kaum Sosialis terhadap Visa 457
  •     Revolusi Syria
  •     Pengalaman Kaum Hijau di Eropa: Pelajaran untuk Australia
  •     Politik dan Olahraga di Australia
  •     Benarkah partai Hijau (Australia) Merupakan Alternatif?
  •     Hacktivisme dan Anonymous: Sebuah Analisis Marxis
  •     Venezuela: Negara, Kelas, dan Strategi

About Dodoy Kudeter

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

2 komentar:

  1. KINI DEWALOTTO MENYEDIAKAN DEPOSIT VIA PULSA TELKOMSEL / XL
    UNTUK KEMUDAHAN TRANSAKSI , ONLINE 24 JAM BOSKU ^-^
    WWW.DEWA-LOTTO.NAME
    WA : +855 88 876 5575

    ReplyDelete
  2. KINI DEWALOTTO MENYEDIAKAN DEPOSIT VIA PULSA TELKOMSEL / XL
    UNTUK KEMUDAHAN TRANSAKSI , ONLINE 24 JAM BOSKU ^-^
    WWW.DEWA-LOTTO.NAME
    WA : +855 88 876 5575

    ReplyDelete