internasional

nasional

cerita

» » » » Juernal Perempuan dan Gender III

Metode Penelitian
Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif analisis, dimana penelitian ini tentang fenomena yang terjadi dalam kaitannya mengenai peran Bank Pembangunan Perempuan sebagai institusi sosial dalam mengatasi diskriminasi gender di Venezuela. Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari buku-buku, artikel, dokumen-dokumen, jurnal, surat kabar, internet serta literatur-literatur lain yang memuat data yang berhubungan dengan pokok permasalahan. Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah telaah pustaka (library research) dengan jalan mengumpulkan data dari literatur-literatur yang berhubungan dengan pokok permasalahan yang meliputi buku-buku, artikel, dokumen, jurnal, makalah, surat kabar serta mengakses ke website-website yang berkaitan dengan penelitian penulis.

Hasil Penelitian
Banco de la mujer memberikan 2 jenis pelayanan kepada para pengguna kredit. 

1.    Pelayanan Keuangan
Pelayanan keuangan ini berupa pemberian kredit mikro kepada perempuan dalam komunitas mereka. Beberapa ketentuan pemberian kredit mikro dalam pelayanan keuangan yaitu :

a)    Jumlah kredit yang diberikan.
Para pengguna kredit mikro akan mendapat pinjaman sebesar 500,000 hingga 1,000,000 bolivar (sekitar 260 – 520 US Dollar) untuk setiap orang, dengan suku bunga sebesar 12%, atau 6% bagi usaha pertanian per tahunnya. Akan tetapi dengan subsidi dari pemerintah, memungkinkan bagi bank untuk hanya memberi bunga sebesar 1%. Kredit diberikan kepada bermacam-macam produksi usaha masyarakat, diantaranya : pertanian, tekstil, barang-barang kerajinan tangan, dan pengolahan Makanan.

Ketika nanti kredit tersebut sudah dapat membantu kaum perempuan untuk memperoleh penghasilan, berinvestasi dan membayar pinjamannya, produk-produk yang dihasilkan akan dijual dengan harga solidaritas kepada komunitas-komunitas yang ada dalam masyarakat tersebut. Dengan cara ini, komunitas akan memperoleh investasi sekaligus penghasilan. Ketika pinjaman dibayarkan, kaum perempuan dapat memilih untuk mengajukan kembali tambahan pinjaman sebanyak 50% dari jumlah pinjaman awal.

b)    Syarat Penerimaan Kredit.
Dalam pemberian kredit mikro Banco de la Mujer mensyaratkan adanya pembentukan komunitas ataupun organisasi kecil yang terdiri dari 5 sampai 9 orang, yang bisa berupa keluarga ataupun tidak. Komunitas tesebut juga bisa melibatkan laki-laki. Akan tetapi, mayoritas dan koodinator dari komunitas tersebut haruslah perempuan. Hal itu ditujukan agar dana yang diberikan tidak hanya membantu perseorangan, akan tetapi seluruh anggota dalam komunitas tersebut.

Penerapan persyaratan diatas mendapat tentangan dari para pengguna karena terdapat ketidakyakinan bahwa orang lain dalam komunitas tersebut akan ikut bertanggung jawab. Akan tetapi, budaya tersebutlah yang ingin pelan-pelan dihapus oleh Banco de la Mujer. Budaya individualitas yang mengakar dalam pikiran masyarakat Venezuela. Banco de la Mujer ingin mengajarkan pentingnya solidaritas dalam mewujudkan ekonomi yang mensejahterakan untuk keluar dari rantai kemiskinan.

2.    Pelayanan Non Keuangan
Pelayanan non-keuangan ini mencakup kegiatan-kegiatan pelatihan tentang cara-cara pengelolaan sumber daya, bagaimana suatu bisnis dijalankan dan keseluruhan proses yang dibutuhkan. Secara umum, pelayanan non-keuangan ini bertujuan agar dalam mengelola kredit yang diberikan, para pengguna mempunyai kepercayaan diri untuk memimpin komunitasnya, dan mempunyai bekal pengalaman yang cukup untuk menganalisa produksi apa yang bisa mereka ciptakan sesuai dengan kondisi mereka.

Beberapa pelatihan yang difasilitasi oleh Banco de la Mujer diantaranya :

a)    Pelatihan hak-hak seksual dan reproduksi perempuan
Pelatihan hak seksual dan repoduksi ini dimulai dengan sosialisasi beberapa pasal dalam konstitusi Venezuela. Pasal 75 yang menyatakan bahwa hubungan keluarga didasarkan pada kesetaraan hak dan kewajiban, dalam solidaritas, kesepahaman, serta saling menghormati. Sedangkan Pasal 76 juga mengakui hak-hak reproduksi dan seksual kaum perempuan dan mewajibkan negara untuk menjamin agar dokter memberikan informasi akurat mengenai keluarga berencana.

b)    Pelatihan Tentang Perlindungan Kekerasan Dalam Rumah Tangga.
Upaya pemerintah untuk meminimalisir tindakan kekerasan dalam rumah tangga terlihat dari dikeluarkannya Undang-Undang Kekerasan Terhadap Perempuan dan Keluarga (The Law of Violence Against Womens dan Family) pada tahun 1998. Undang-Undang ini meningkatkan beban hukuman bagi para pelaku kekerasan domestik. Banco de la Mujer bersama organisasi-organisasi perempuan yang lain mengadakan pelatihan-pelatihan yang memuat sosialisasi mengenai hukum yang telah mengatur perlindungan bagi perempuan dari tindakan kekerasan dalam rumah tangga.

Bersama INAMUJER, Bank mengadakan serangkaian pelatihan dalam bentuk Lokakarya yang bertemakan “Hak Asasi Manusia Perempuan (Women Human Rights)”. Lokakarya ini melibatkan organisasi-organisasi lokal dan organisasi non-pemerintah dari berbagai daerah seperti, Vargas, Miranda, Cojedes, Amazonas, Apure, Carabobo, Guarico dan Caracas. Lokakarya ini memfokuskan pembahasannya pada muasal kekerasan, sejarah gerakan perempuan, dan konsep-konsep seperti gender dan feminisme.

c)    Pelatihan Tentang Kesetaraan Dalam Dunia Kerja
Pasal 88 dalam Konstitusi Venezuela tahun 1999 telah mengakui hak-hak pekerja perempuan setara dengan laki-laki. Bahkan konstitusi ini mengakui pekerjaan rumah tangga sebagai aktivitas yang produktif secara ekonomi, sehingga memberikan ibu rumah tangga hak untuk mendapatkan jaminan sosial. Pengakuan terhadap pekerjaan rumah tangga ini merupakan satu-satunya di Amerika Latin.

3.    Pengembangan dan Pendampingan
Dalam prakteknya, Bank melakukan pendampingan komunitas untuk membantu komunitas tersebut apabila memiliki kesulitan dalam menjalankan proses produksi yang mereka rencanakan. Misalnya saja untuk penjualan produk-produk kerajinan, selain dijual antar sesama komunitas, Bank juga membantu menghubungkan komunitas dengan Mercal, sebuah badan yang dibentuk pemerintah. Badan ini bertugas untuk mendistribusikan berbagai macam produk yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan kecil.

Dalam pengorganisasiannya didaerah-daerah, Banco de la Mujer tidak memiliki kantor-kantor cabang selayaknya lembaga pemerintah yang lain. Akan tetapi, Bank  menggantungkan dirinya pada jaringan para sukarelawan yang setiap minggu mengunjungi 149 komunitas termiskin yang terdapat di Venezuela.
Kebijakan tersebut dilandasi oleh beberapa hal, yaitu:
a)    Ketidakmampuan para perempuan miskin untuk menjangkau daerah perkotaan. Nora Costaneda dalam interviewnya dengan Nic Paget-Clarke mengatakan bahwa bagaimana perempuan-perempuan miskin di daerah Amazon dapat datang untuk meminta kredit. Mereka harus menyeberangi sungai dengan biaya yang sangat mahal. Mereka adalah orang-orang yang berpendapatan rendah.
b)    Pembangunan demokrasi yang partisipatif harus melandaskan kekuatannya kepada kekuatan rakyat.  Oleh karena itu, menjadi kewajiban bagi pemerintah untuk memberikan kekuatan kepada masyarakat, dalam hal ini adalah kredit mikro. Distribusi kesejahteraan itulah yang akan membuat masyarakat bisa mengorganisir diri mereka, membuat sebuah pertemuan, dan memberikan kontribusinya bagi pembangunan negara. Yang digarisbawahi pendistribusian kesejahteraan tersebut, harus disalurkan langsung kepada masyarakat yang membutuhkan, agar tidak mengulang kesalahan dalam sistem pemerintahan sebelumnya. Dana yang dialokasikan untuk kesejahteraan masyarakat tidak tersalurkan, dan masyarakat juga tidak mempunyai kekuatan untuk menuntut hal tersebut.
c)    Agar negara mampu mengontrol penggunaan kredit yang diberikan kepada masyarakat. Selain itu, agar  Banco de la Mujer akan mengerti betul tentang kebutuhan apa saja yang dibutuhkan oleh suatu komunitas.

Beberapa pekerjaan yang harus dilakukan sukarelawan tersebut adalah pertama, mereka harus membantu dan mengarahkan para pengguna dalam merancang proyek yang berguna secara ekonomi, melakukan verifikasi dan memutuskan apakah proyek yang mereka pilih sesuai dengan situasi dan cita-cita bank. Setelah membantu para pengguna dengan proses pendaftaran, informasi tersebut harus disampaikan kepada komite / komunitas. Komite / komunitas tersebutlah yang akan memutuskan jumlah kredit yang akan diberikan kepada masing-masing orang.

Tahap kedua, begitu proyek tersebut disetujui, para sukarelawan mendirikan komunitas dan memberikan rekening personal kepada setiap pengguna didalam komunitasnya. Setiap komunitas harus mengadakan pelatihan-pelatihan untuk mengatur bisnis mereka. Pelatihan ini harus dijalankan didalam komunitas bukan didalam bank. Tahap ketiga adalah proses pengawalan sampai pinjaman tersebut terbayarkan. Proses pengawalan tersebut dilakukan dengan melakukan pendampingan terhadap komunitas tersebut dan melakukan evaluasi kerja sesuai waktu yang dikehendaki oleh setiap komunitas.

Arah dari serangkaian kegiatan yang dideskripsikan diatas, pertama, adalah untuk mengenalkan pentingnya partisipasi setiap anggota dalam memajukan komunitas melalui pembangunan ekonomi yang populer. Partisipasi anggota tersebut didorong untuk menciptakan suatu proyek, walaupun dalam skala kecil, yang terpenting disesuaikan dengan kemampuan mereka. Sedangkan Nora Costaneda mendefinisikan ekonomi populer sebagai ekonomi yang menciptakan simbiosis mutualisme diantara sekelompok orang yang melakukan kerja sama. Disinilah posisi Banco de la Mujer, menyediakan sumber daya agar setiap orang dapat bekerja dengan jenis ekonomi seperti diatas.

Yang kedua adalah semangat untuk membuat perempuan berdaulat. Dominasi perempuan dalam sektor tenaga kerja informal adalah fakta bahwa sebagian besar kemiskinan dialami oleh perempuan, disisi lain kehidupan sosial budaya meminimalisir kaum perempuan untuk mengambil keputusan bagi hidupnya sendiri. Oleh karena itu, pemberian pelatihan-pelatihan kepemimpinan diharapkan dapat membuat kaum perempuan menjadi percaya diri untuk menentukan langkah hidupnya sendiri.

Ketiga, Banco de la Mujer mencoba mendorong kaum perempuan agar mereka mempunyai semangat untuk keluar dari kemiskinan yang mereka alami. Bank tidak melihat pelayanan keuangan ini sebagai ajang untuk membuat keuntungan. Banco de la Mujer menginginkan masyarakat yang bekerja dengan bank mempunyai kesempatan untuk menghasilkan uang bagi diri mereka. Oleh karena itu, tujuan dari bank tidak untuk mengelola kemiskinan yang dimiliki oleh masyarakat, akan tetapi mengajak mereka untuk mengatasi kemiskinan tersebut.

4.    Meningkatkan Produktifitas Ekonomi dan Kesadaran Kaum Perempuan
a.    Produktifitas Ekonomi Kaum Perempuan
Menurut laporan yang diterbitkan oleh Sudeban—Badan Supervisor Bank— bank yang ada di Venezuela 41,5% kredit yang diberikan oleh Banco de la Mujer di tahun pertama tidak terbayarkan kembali. Berdasarkan standar industri perbankan, tentu saja hal ini merupakan sebuah kegagalan yang luar biasa. Namun setelah dua tahun hampir 23.000 pengguna dapat melunasi kredit dan angka kredit macet pun menurun hingga 26,3%. Dalam pandangan ekonomi tentu saja hal ini masih jauh dari keberhasilan, akan tetapi itulah yang membedakan Banco de la Mujer dengan lembaga-lembaga perbankan yang telah ada. Kesuksesan bank ini tidak diukur dari keuntungan yang didapatkan atau seberapa banyak pengguna menerima kredit dari bank, akan tetapi seberapa besar kemampuan bank untuk memberdayakan kaum perempuan dan membantu mereka untuk keluar dari rantai kemiskinan yang miskin produksi.

b.    Peningkatan Kesadaran Kaum Perempuan
Venezuela telah membangun sebuah demokrasi yang partisipatif dan perekonomian yang bebas dari neoliberalisme, akan tetapi demokrasi partisipatif dan pembangunan ekonomi tersebut tidak akan serta merta mengeluarkan perempuan dari ketertindasan dan kemundurannya. Beberapa program sosial yang diadakan oleh Banco de la Mujer diatas, adalah sebuah langkah untuk mendorong kaum perempuan menjadi berani, maju dan sadar akan hak-haknya.

Perempuan atau komunitas yang telah mendapat pelatihan dari Banco de la Mujer, paling tidak telah mendapat keberanian untuk berbicara dan berorganisasi. Pelatihan kesehatan di lebih dari 5 daerah bagian Venezuela, telah memberikan kesadaran bagi perempuan, tentang pentingnya kesehatan diri mereka sebagai syarat untuk melaksanakan segala kerja dan aktivitas. Terlebih lagi, program pelatihan ini menjelaskan kepada mereka tentang besarnya perhatian pemerintah terhadap kesehatan para kaum perempuan.

Peningkatan kesadaran kaum perempuan tentang hak-hak sosial yang mereka miliki ini terbukti dengan meluasnya pembentukan serikat-serikat pekerja perempuan. Contoh, di Merida, kaum perempuan berhasil membuat serikat pekerja nasional. Kegiatan mensosialisasikan konstitusi Venezuela terutama pasal 88 yang dilakukan oleh Banco de la Mujer telah menginspirasi Lizardi Prada dan komunitasnya untuk membentuk serikat pekerja rumah tangga. Serikat pekerja rumah tangga ini beranggotakan perempuan atau laki-laki yang juga bertugas sebagai pekerja rumah tangga. Saat ini, tidak kurang dari lima telah terbentuk serikat pekerja rumah tangga yang tersebar di negara bagian Lara, Vargas, Aragua dan Bolivar.

Keberanian lain juga muncul pada perempuan-perempuan di derah terpencil seperti Amazonas. Di Amazonas perempuan membuat jalur telepon hotline bagi para korban kekerasan domestik. Hal ini menunjukkan bahwa kecakapan perempuan dalam mengorganisir diri telah tumbuh dan berkembang. Selain itu, 40 orang perempuan bersama dengan Merida Women’s Insitute (IMMFA) mengorganisir diri untuk mengadakan sebuah konferensi yang membicarakan tentang pertahanan perempuan. Sekelompok perempuan yang terdiri dari Ibu-Ibu rumah tangga, pekerja sosial, pensiunan pegawai, dan sebagainya turut serta dalam proses tesebut. Sebelumnya, banyak sekali persoalan yang membuat mereka pesimis dalam memandang perubahan, mulai dari persoalan birokrasi, ketidakpercayadirian, kemiskinan, dan sebagainya.

Akan tetapi para sukarelawan berusaha meningkatkan kepercayaan diri perempuan-perempuan tersebut. Membagi-bagikan pamflet tentang hukum, dan hak-hak perempuan, mengajak mereka berdiskusi, membantu mereka dalam menjalankan usaha kecil, agar mereka memperoleh kepercayaan diri, dan menyadari sebuah perubahan tidak akan datang dengan sendirinya, tapi membutuhkan partisipasi dari orang yang menginginkan perubahan itu.

Hambatan yang pernah dialami oleh serikat pekerja rumah tangga ini adalah tuduhan-tuduhan dari kelompok yang anti terhadap pemerintahan Chavez yang menyebarkan isu bahwa dengan membayar pekerja rumah tangga, berarti pemerintah akan mengambil anak anda dan rumah anda. Perempuan-perempuan miskin tidak mempunyai akses yang besar terhadap informasi dan pengertian mengenai program-program sosial yang dijalankan oleh pemerintah, sehingga hal-hal seperti ini bisa saja mempengaruhi pikiran mereka dengan mudah.

Banco de la Mujer yang tidak hanya memberikan kredit bagi perempuan, akan tetapi juga memfasilitasi pelatihan-pelatihan sosial, membantu kaum perempuan miskin untuk mendapatkan informasi mengenai program-program sosial pemerintah. Bersama dengan berbagai kelompok perempuan yang lain, serikat pekerja rumah tangga ini akan mewujudkan hak-hak mereka sebagaimana yang dijamin dalam kostitusi negara. Segala kekerasan ataupun ketidakadilan yang mereka rasakan akan dapat mereka lawan, karena hukum memihak mereka. Contoh-contoh tersebut adalah sebuah langkah awal bagi perempuan untuk turut serta memajukan negara dalam konteks yang lebih luas, yaitu menghancurkan sistem ekonomi politik yang neoliberal dan membangun sebuah sistem yang mensejahterakan. Revolusi Bolivarian telah menyediakan sebuah ruang ekonomi dan politik yang partisipatif bagi perempuan, akan tetapi tanpa kesadaran dari perempuan itu sendiri untuk maju, tentu saja hal itu tidak akan berdampak apa-apa. Oleh karena itu, program-program pelatihan bagi masyarakat akan sangat diperlukan sebagai jembatan bagi masyarakat untuk mencapai kesadaran gender.


Refensi :

Adams, Ian. 2004. Idelogi Politik Mutahir : Konsep, Ragam, Kritik, dan Masa 0Depannya. Yogjakarta: QALAM.

Affandi, Akhmad, dan Muh. Ihsan (Penterjemah). 2003. Matinya Perempuan : Transformasi Al-Qur’an, Perempuan dan Masyarakat Modern. Yogjakarta: IRCiSod.

Ananta T, Pramudya. 2003. Panggil Aku Kartini Saja. Jakarta: Lentera Dipantara.

Bero, Vincent (Penterjemah). 2007. DU CONTRACT SOCIAL (Perjanjian sosial). Jakarta: VISIMEDIA.

Christomy, Tommy, dan Untung Yuwono. 2004. Semiotika Budaya. Depok: Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya Direktorat Riset dan pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia.

Jawad, Haifaa A. 2002. Otentitas Hak-hak Perempuan : Perspekyif Islam Atas Kesetaraan jender. Yogjakarta: Fajar Pustaka Baru.

Perempuan Multikultural : membela yang tak perlu dibela. 2004. Depok: DESANTARA.

Santoso, Purwo dkk (ed). 2004. Menembus Ortodoksi Kajian Kebijakan Publik. Yogjakarta: Fisipol UGM.

Soyomukti, Nurani. Revolusi Bolivarian, Hugo Chaves dan Politik Radikal. Resist Book, Yogyakarta, 2007.

Subarsono, AG. 2005. Analisis Kebijakan Publik: Konsep, Teori dan Aplikasi. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.

Tim Penulis Dian Rakyat. 2005. Engendering Development, Pembangunan Berperspektif Gender. Jakarta: Dian Rakyat.

Young, Kate. 1993. Development Studies : Planning Development with Women, Making a Wolrd of Difference. London: The Maacmillan Press.

Wagner, sarah. “Feminisme Mengubah Masyarakat”. Diterjemahkan oleh Kalyanamitra dan Jaringan Perempuan Nasional Mahardhika. Kalyanamitra : Jakarta. 2006.

Gerung, Rocky. 2008. “Feminisme Versus Kearifan Lokal”. Jurnal Perempuan. Edisi 57.

Lane, Max. 2010. “Kegagalan Demagogi Anti Neoliberal”. Buletin Pembebasan. No.3.

Lorimer, Doug. 2010. “Kapitalisme Telah Bangkrut, Sosialisme Jawabannya”. Buletin Pembebasan. No.3

About Dodoy Kudeter

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

1 komentar:

  1. KINI DEWALOTTO MENYEDIAKAN DEPOSIT VIA PULSA TELKOMSEL / XL
    UNTUK KEMUDAHAN TRANSAKSI , ONLINE 24 JAM BOSKU ^-^
    WWW.DEWA-LOTTO.NAME
    WA : +855 88 876 5575

    ReplyDelete