Semangat yang harus disambut kaum gerakan dalam menetapkan langkah perlawannya.
Dari satu kematian ke kematian berikutnya,
Sebuah dunia baru ditemukan tanpa dasar kebencian….
Tidak ada perang suci di Amerika, juga tidak di antara bangsa-bangsa Amerika
Hasil dari peperangan di dalam sejarah yang berupa undang-undang, pertikaian, pembebasan, kekacauan, dan kehidupan, sesungguhnya tidak lebih dari suatu siksaaan belaka.
(Simon Bolivar)
Sebuah dunia baru ditemukan tanpa dasar kebencian….
Tidak ada perang suci di Amerika, juga tidak di antara bangsa-bangsa Amerika
Hasil dari peperangan di dalam sejarah yang berupa undang-undang, pertikaian, pembebasan, kekacauan, dan kehidupan, sesungguhnya tidak lebih dari suatu siksaaan belaka.
(Simon Bolivar)
Dengan samar-samar, kita mungkin masih menginggat saat-saat revolusioner dalam sejarah gerakan di Indonesia. Ya, proses kejatuhan soeharto. Aksi-aksi mahasiswa dan rakyat dibeberapa tempat sampai dapat menguasai instansi-instansi pemerintah. Hampir disemua kota terjadi radikalisasi, Jakarta, Surabaya, yogja, dll. Bahkan jika masih ingat ingat, sejak tanggal 19-21 mei, ribuan mahasiswa di Jakarta sudah menguasai gedung DPR/MPR. Dalam waktu kurun ini pula bermunculan ratusan komite mahasiswa yang tersebar di berbagai kota. Bahkan, komite-komite ini pula yang mampu menggerakan ribuan orang untuk terlibat dalam aksi-aksi menuntut perubahan.
Namun setelah berhasil menggerser soeharto, secara kualitas dan kuantitas gerakan menjadi menurun. Dan kembali bangkit mendekati sidang istimewa MPR, di pertengahan November. Aksi besar pun terjadi di jakarta pada tanggal 13-14 november dengan melibatkan sekitar saju juta orang berkumpul di depan kampus admajya, Jakarta, yang akan melakukan rally ke gedung DPR/MPR sampai kemudian peristiwa itu disebut tragedi semanggi.