Kalau nanti ada yang bertanya padaku:“kapan terakhir kau merasakan cinta?”
Dengan yakin aku akan menjawab;
“sewaktu dia terakhir menatapku dalam,
Dan menyentuh sudut hatiku,hingga terasa nyeri di dada, dan tak mampu berkata.”
Kemudian, jika ada yang bertanya lagi;
“siapa dia? Yang menyentuh sudut hatimu hingga kamu kehilangan cinta saat ini?”
Pasti ku jawab;
“dia adalah petualang cinta yang tak pernah tahu kemana hatinya akan berlabuh dan dimana asal cintanya terdahulu. Dia adalah seorang yang dulu ku kagumi dan ku agungkan hingga akhirnya pergi hilang menjauh dariku. Di saat ku terbangun dan sadar, semua hanya dambaku semata.
Dia adalah sebuah wujud yang patut ku syukuri. Karena dia, hatiku terbuka untuk satu cinta. Namun karena dia, kini hatiku terluka untuk cinta. Tetap ku nikmati segenap cinta itu, yang kini tak dapat ku nikmati lagi.”
Jika ada pertanyaan lagi yang bersuara;
“apakah kau menyesal? Akankah kau cari dia untuk cintamu?”
Tanya itu akan ku jawab perlahan..
Aku? Menyesal?
“Tidak pernah ada kata itu dari benakku. Aku mensyukuri nikamat cinta, mencinta dan dicinta. Ku nikmati wujud itu di hatiku ini, sebagai sebuah anugrah menjadi manusia yang berhati dan berasa.”
Aku? Mencari dia untuk cinta?
“Aku tak pernah tersesat dalam cinta, karena aku tetap berdiri disini, ditempat awalku tegak, dan disini juga ku kan berakhir. Dia yang kini sedang mencariku., karena dia yang tersesat dalam cinta dan tak tahu kemana arah angin membawanya.”
Sedangkan aku?
”Aku adalah marcusuar baginya.Bila saatnya tiba, dia akan temukan cahayaku yang akan menuntunnya kembali padaku. Namun, jika tidak sampai cahaya itu padanya, mungkin dia telah berlabuh di satu dermaga cinta yang disebut kebahagiaan.
Aku akan tetap berdiri disini menunggunya, di satu pelabuhan dengan nama ..sepi.”
No comments: