Ini memang sebuah review yang sangat telat untuk album yang telah
dirilis tengah tahun ini, tapi seenggaknya 2012 belum habis. Tapi
pepatah basi mengatakan “lebih baik telat dari pada tidak sama sekali”
dan “lebih baik lebihbaik dari pada daripada”
Setelah bertahun-tahun menikmati sajian sedap dari Serigala Militia
rilisan 2007, kini semuanya terasa ‘sama’ di menu baru ini. Album Taring
terasa hanya seperti perpanjangan album sebelumnya. Dari komposisi
hampir tak ada yang beda disini. Balutan riff-riff gitar dari jari-jari
tebal Ricky yang sudah sangat tidak asing dan “paduan suara” yang
menjadi andalan Seringai untuk menjadi isyarat pagi penonton untuk bersing along masih tersedia disini, hampir di tiap track, dan hampir di tiap titik pada tiap track itu.
Yang sangat disayangkan adalah track Taring sendiri yang menjadi judul Album ini yang kurang menggigit. Diharapkan track ini bisa se-epic track Serigala Militia, tapi entah kenapa semuanya malah terasa datar saat pertama kali mendengarnya. Tapi track selanjutanya Fett Si Pemburu (yang menggambarkan karakter bounty hunter Star Wars, Boba Fett) memberikan warna lain dengan intro yang lebih stoner. Track Tragedi yang
sudah dirilis secara gratis dan di unduh 225.000 kali hanya dalam satu
setengah bulan, menjadi sisi positif album ini. Tidak kalah seru, ada
track Discotheque yang di cover dari Duo Kribo dan bersenang-senang di track pestanya Seringai, Program Party Seringai. Mendekati akhir ada track lagu daerah berbahasa batak, Lissoi, yang ketika mendengarkannya akan terbayang sekelompok pemuda tanggung yang sedang ngumpul di pos ronda berchant ria sambil
mabuk-mabukan, tapi memang itulah Seringai yang mereka akui pada tiap
proses rekaman tidak lepas dari botol hijau (kecap? bukan!).
Sisi positif lain dari album ini adalah bundel artwork yang amat
bagus dari sang vokalis yang sudah tidak diragukan lagi. Lalu, apakah
album ini bagus atau tidak? Tergantung, apakah kamu sudah tergigit atau
tidak, dan kemudian seberapa parah gigitannya.
No comments: