Gubernur Kaltim, H Awang Faroek Ishak
menghendaki semua proyek pembangunan yang masuk Masterplan Perluasan dan
Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) harus sukses.
Lebih dari itu, ia tidak ingin ada proyek yang tidak jalan atau
terbengkalai.
Penegasan Gubernur Faroek itu disampaikan sesaat sebelum menandai peletakan batu pertama (ground breaking) pembangunan Gedung VVIP Room Bandara Sepinggan, Guets House dan City Balikpapan Center, di Komplek Bandara Sepinggan, Balikpapan, Selasa (3/7) lalu. Karena itu, Gubernua mengapreasi sejumlah proyek yang dilaksanakan. Baik yang akan dan sudah ground breaking, maupun yang hampir dan sudah rampung.
Penegasan Gubernur Faroek itu disampaikan sesaat sebelum menandai peletakan batu pertama (ground breaking) pembangunan Gedung VVIP Room Bandara Sepinggan, Guets House dan City Balikpapan Center, di Komplek Bandara Sepinggan, Balikpapan, Selasa (3/7) lalu. Karena itu, Gubernua mengapreasi sejumlah proyek yang dilaksanakan. Baik yang akan dan sudah ground breaking, maupun yang hampir dan sudah rampung.
"Berbagai proyek infrastruktur ini adalah bagian proyek yang direncanakan. Entah masuk RPJMD Kaltim 2009 -- 2013, maupun program MP3EI guna mendukung perkembangan dua kluster industri di Kaltim,” ujar Gubernur Faroek.
Ground breaking pembangunan tiga proyek di atas ditandai dengan penekanan tombol sirene dan penandatanganan prasasti. Gubernur menekan tombol secara bersama-sama dengan Wagub Kaltim H Farid Wadjdy, Walikota Balikpapan H Rizal Effendy, perwakilan dari Kemenhub, dan pejabat yang mewakili Kajati dan Kapolda Kaltim.
Setelah itu, ia dan rombongan meninjau lokasi pembangunan Guest House, Terminal Cargo Kariangau dan pembangunan jalan bebas hambatan (freeway) Balikpapan -- Samarinda. Proyek-proyek infrastruktur ini merupakan proyek yang disiapkan untuk mendukung program MP3EI, terutama perkembangan dua kluster industri di Bontang dan di Maloy, Kutai Timur.
Menurut Faroek, pemerintah dan masyarakat Kaltim selayaknya bersyukur atas kebijakan MP3EI yang dicanangkan oleh Presiden SBY. Sebab, melalui MP3EI daerah bisa mempercepat pembangunan karena pembiayaannya tidak hanya melalui APBD atau APBN, tapi bisa dikerjasamakan melalui pola Public Private Partnership (PPP) atau kerjasama pemerintah – swasta.
Ia menyebut, berdasarkan laporan dari Badan Perizinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD), Kaltim merupakan salah satu daerah tujuan investasi yang mengalami peningkatan cukup pesat setiap tahun. Malah, semenjak Kaltim ditetapkan sebagai salah satu koridor ekonomi nasional, tercatat ada 62% proyek MP3EI koridor Kalimantan yang berada di Kaltim.
"Kebijakan MP3EI adalah langkah strategis dalam mendukung percepatan pembangunan daerah, terlebih bagi Kaltim yang saat ini terus diburu investor lantaran kekayaan SDA migas dan batubara. Kita pernah punya pengalaman saat bisnis kayu menggeliat. Tapi sampai bisnis ini meredup tidak sedikit pun memberi manfaat bagi pembangunan infrastruktur. Nah, sekarang saat masih banyak terdapat migas dan batubara, tentu tidak boleh dilewatkan begitu saja," sebutnya.
Selain itu, ia juga menghendaki agar jajaran eksekutif, yudikatif dan legislatif bersatu mengawal pelaksanaan pembangunan, dan pihak keamanan menjaga keamanan pelaksanaan pembangunan. Sebab, kesuksesan pelaksanaan pembangunan juga merupakan indikator kesuksesan pelaksanaan pembangunan nasional.
Berkaitan itu, Faroek menaruh harapan agar tiga proyek yang baru saja dilakukan ground breaking menjadi momentum mempercepat pembangunan daerah. Proyek pembangunan ini harus memperlihatkan progresnya dan tidak boleh macet.
"Secepatnya harus sudah ada kegiatan. Apalagi tiga bangunan ini nanti diharapkan menjadi ikon Balikpapan dalam mengundang minat wisatawan, layaknya seperti Kota Bandung yang menjadi daerah tujuan wisata. Paling tidak, Balikpapan jadi Bandung kedualah," harapnya.
Lantas Kepala Dinas PU Kaltim, HM Taufik Fauzi memaparkan, pembangunan Gedung VVIP Room Sepinggan hingga dapat difungsikan dengan total bangunan 2.392 m2 membutuhkan total dana Rp 35 milyar dengan sistem kontrak tahun jamak. Tahun 2012 atau tahap I, total kontrak Rp 11,34 milyar dengan lingkup pekerjaan gedung utama, mulai dari pancang, struktur beton, rangka baja, penutup atap enamel hingga pemasangan dinding.
Pekerjaan tahap II berupa finishing gedung utama, pos jaga, gedung power house, jalan dan area parkir, landscap dan drainase, termasuk pagar dan pintu gerbang. Sedang Guest House membutuhkan dana sekitar Rp 55 miliar. Pekerjaan tahap I 2012 dengan nilai kontrak Rp 45 miliar lebih. "Nah 2013, atau tahap II tinggal finishing, sehingga diharapkan selesai tepat waktu dan difungsikan . Sebab, kontraktornya profesional di bidang pembangunan gedung," ujarnya seperti meyakinkan.
(diskominfo kaltim/ES)
No comments: