Apa yang disaksikan si bocah dan si pemuda di layar TV sampai-sampai bisa merubah eb1asaan mereka? Rupanya mereka sedang menyaksikan Tom & Jerry, sebuah fenomena dunia animasi yang sudah sangat Iayak kita sebut Cult.
The Background
Tom and Jerry adalah kreasi duet kreatif William Hanna dan Joseph Barbera di era 40′an untuk studio MGM. Apa yang bermula dari gagasan sederhana tentang rivalitas abadi antara kucmg dan t1kus, tak dinyana kini telah menjadi klasik yang tetap eksis setelah lebih dari 6 dekade. Dalam rentang waktu selama itu, Tom And Jerry telah meraih banyak penghargaan pentmg terutama Academy Awards untuk Best Short Subject (Cartoons) sebanyak 7 kali. Selain penghargaan formal seperti itu, yang lebih penting adalah berhasilnya serial ini membangun fanbase yang luas dengan jenis penggemar yang beragam, dengan cakupan us1a 7 bulan sampa1 77 tahun (!!), jelas ini sebuah pencapaian yang mengagumkan, tidak banyak yang bisa sampai menjadi seperti ini. Plot yang menjadi formula andalan dalam setiap episode kini juga telah menjadi klise yang klasik dan sekaligus pula menjadi cetak biru bagi kartun “Chase Gag” sejenis.
The Scenes
Tom adalah kucing Rusia biru yang enerjik tapi agak bodoh, dan Jerry adalah tikus rumahan kecil berwarna coklat yang independen, oportunis dan yang jelas lebih cerdik daripada Tom. Dalam setiap kesempatan Tom akan mengejar Jerry, Entah itu karena ia lapar dan ingin segera menyantap Jerry, lseng karena kehidupan kucing rumahan memang membosankan, atau karena Jerry menjahilinya dan membuatnya kesal, yang jelas jarang sekali Tom menjadi pemenang dalam usahanya melawan Jerry. Proses pengejaran inilah yang paling menarik terutama tahun-tahun pertama kartun ini dimana adegan “pertempuran” digambarkan dengan sangat mulus dan catchy walaupun seringkali yang ditampilkan adalah kekerasan yang konyol. Jerry mencukur bulu Tom dengan gunting rumput, Jerry meletakan kepala Tom diantara jendela Lalu menjepitnya dengan keras, Jerry melemparkan peledak ke arah Tom, Jerry menghantam kepala Tom dengan palu godam, dan banyak aksi sadis lainnya yang tak akan mungkin dilakukan tikus rumahan sungguhan.
Lalu Tom tidak mau kalah memanfaatkan Kapak, Panah, Tombak, Racun, dan apapun yang ada disekitarnya yang dapat ia pakai untuk membalas Jerry. Apa yang penonton dapatkan adalah tawa geli yang menyenangkan menyaksikan polah ganjil kucing dan tikus ini, meskipun kemudian banyak yang mengecam tingkat kekerasan kartun ini yang dianggap memberi pengaruh buruk pada anak-anak. Hell with that.. It’s fun!
Yang juga menjadi penyedap dalam adegan-adegan meriah adalah musik latar yang begitu “kawin” dengan serial kartun ini, komposer kugiran Scott Bradley adalah yang menciptakan komposisi kompleks yang sangat khas ini, dengan menggabungkan musik jazz, musik klasik, dan pop. Peran musik latar jadi begitu penting, karena dialog sangat minim, musik latar berhasil dengan sempurna menejermahkan gambar di layar.
The Characters
Tentunya Plot berputar pada
dua tokoh sentral, Tom (Sering pula disebut ’Jasper’ atau ‘Thomas’) dan
Jerry. Dalam beberapa episode keduanya tidak saling bermusuhan, bisa
jadi mereka kerja sama untuk mencapai tujuan yang sama. kedua karakter
memiliki tendensi untuk menjadi sadis, sangat menikmati situasi
untuk saling menyiksa, namun dalam beberapa episode, keduanya bisa
berinisiatif untuk menyelamatkan satu sama lain yang sedang berada
dalam kondisi bahaya.
Tokoh lain yang meramaikan kartun ini ada Butch, Kucing jalanan hitam yang kerap menjadi rival Tom. Ada pula Spike (terkadang dinamai ‘Killer) Bulldog penjaga yang pemarah terutama jika menyangkut keselamatan anaknya, Tyke. Spike adalah salah satu karakter paling ditunggu, paling menarik untuk disimak. Karakternya yang kuat tapi Bodoh luar biasa akan menjadi sangat lucu, seringkali ia dengan mudah dipermainkan Tom, membuatnya merasa seperti keledai. Sebegitu menariknya tokoh Spike ini sampai sempat dibuatkan spin-off bertitel “Spike and Tyke”
Satu dari sedikit karakter manusia yang ada dalam kartun ini adalah majikan Tom yang sering disebut dengan Miss Mammy Two Shoes, seorang ibu rumah tangga yang menggambarkan stereotype kehidupan kaum Africen-American kelas menengah. Tokoh ini, seperti juga tokoh manusia lainnya di kartun ini, tidak pernah diperlihalkan mukanya secara jelas hanya lerlihat dari Jeher sampai kaki.
The Evolutions
Perkembangan yang melipuli Tom and Jerry dapat diringkas menjadi 3 era penting: Hanna Barbara era (1940-1958), Gene Deitch era (1960-1962), dan Chuck Jones era (1963-1967). Yang paling klasik tentunya era pertama, yang ini memiliki kekuatan di orijinalitas, ide-ide segar yang seakan lak ada habisnya. Setiap episode dieksekusi dengan tajam, menarik dan selalu lerasa edgy, Secara visual pun paling enak dipandang, adegan berlangsung smooth ditimpali pula dengan musik latar yang paling sesuai garapan Scott Bradley, tak dapat disangkal lagi era ini menandai kejayaan Tom and Jerry. Sebuah pencapaian yang sukar dilampaui terutama karena dua era setelahnya gagal mempertahankan kematangan yang telah berhasil dicapai. Gene Deitch era (1960-1962) adalah yang paling banyak dikritik, Gene Deitch, seorang imigran Ceko, bertanggung jawab membuat Tom and Jerry menjadi lebih bernuansa menyeramkan, animasinya terlihat kaku dan dingin, penggunaan musik latar yang tidak menginspirasi dan efek suara yang berkesan Spacey, malah memperburuk secara keseluruhan. Salu-satunya pujian datang dari para fans yang nyeni yang menggangap kartun ini menjadi menarik karena lebih surreal. Chuck Jones era (1963-1967) tidak separah era sebelumnya walau lidak pula berhasil menyamai kegemilangan era pertama. Sebelum mengerjakan proyek ini, Chuck Jones adalah sutradara dari kartun-kartun Warner Bros seperti Looney Tunes, Merrie Melodies dan Ville E. Coyote and the Road Runner. lni kemudian mempengaruhi Tom and Jerry karyanya yang disebut fans yang marah sebagai “Chuck Jones yang tidak • dapat membedakan antara kucing dan coyote atau tikus dan road runne1″ . Pendekatan andalannya terlalu terpengaruh kejayaan masa Jalunya, setting kartun kini lebih sering outside, seperti di tengah kota atau di taman daripada episode awal yang lebih banyak di dalam rumah. Jika diperhalikan lebih lanjut pengaruh juga terasa pada penampilan yang membuat Tom terlihat lebih ramping, pipi lebih berbulu dan memiliki alis mala seperti Boris Karloff, sementara Jerry terlihat lebih manis dengan kuping dan mata yang Jebih besar dengan ekspresi wajah menyerupai Porky Pig. Humor yang diandalkan pun sangat Warner ros, dengan ledakan-ledakan dan jatuh dari ketinggian. Walau tidak terlalu sukses era Chuck Jones cukup disukai sampai saat ini.
Tom and Jerry memasuki masa yang Jebih suram lagi dengan dirilisnya
The Tom and Jerry show di televisi. Ini menjadi reaksi Hanna-Barbera
atas protes massa terhadap kekerasan yang ada di edisi klasik Tom and
Jerry. Dampaknya sangat menyebalkan untuk para fans old-school. Bayangkan,
The Tom and Jerry Show menampilkan kekerasan minim, dengan Tom dan
Jerry (kini menggunakan pita merah) sebagai sahabat karib! Humor-humor
penuh slapstick garing dan tokoh-tokoh tambahan yang tidak menginspirasi
(Kecuali Droopy yang cukup menarik). Pada masa ini Tom and Jerry sudah
benar-benar kehilangan daya tarik edgy dan cUlt-nya. Transformasi yang ditanggapi dingin karena kini Tom and Jerry sudah benar-benar menjadi “acara keluarga”.Perkembangan yang melipuli Tom and Jerry dapat diringkas menjadi 3 era penting: Hanna Barbara era (1940-1958), Gene Deitch era (1960-1962), dan Chuck Jones era (1963-1967). Yang paling klasik tentunya era pertama, yang ini memiliki kekuatan di orijinalitas, ide-ide segar yang seakan lak ada habisnya. Setiap episode dieksekusi dengan tajam, menarik dan selalu lerasa edgy, Secara visual pun paling enak dipandang, adegan berlangsung smooth ditimpali pula dengan musik latar yang paling sesuai garapan Scott Bradley, tak dapat disangkal lagi era ini menandai kejayaan Tom and Jerry. Sebuah pencapaian yang sukar dilampaui terutama karena dua era setelahnya gagal mempertahankan kematangan yang telah berhasil dicapai. Gene Deitch era (1960-1962) adalah yang paling banyak dikritik, Gene Deitch, seorang imigran Ceko, bertanggung jawab membuat Tom and Jerry menjadi lebih bernuansa menyeramkan, animasinya terlihat kaku dan dingin, penggunaan musik latar yang tidak menginspirasi dan efek suara yang berkesan Spacey, malah memperburuk secara keseluruhan. Salu-satunya pujian datang dari para fans yang nyeni yang menggangap kartun ini menjadi menarik karena lebih surreal. Chuck Jones era (1963-1967) tidak separah era sebelumnya walau lidak pula berhasil menyamai kegemilangan era pertama. Sebelum mengerjakan proyek ini, Chuck Jones adalah sutradara dari kartun-kartun Warner Bros seperti Looney Tunes, Merrie Melodies dan Ville E. Coyote and the Road Runner. lni kemudian mempengaruhi Tom and Jerry karyanya yang disebut fans yang marah sebagai “Chuck Jones yang tidak • dapat membedakan antara kucing dan coyote atau tikus dan road runne1″ . Pendekatan andalannya terlalu terpengaruh kejayaan masa Jalunya, setting kartun kini lebih sering outside, seperti di tengah kota atau di taman daripada episode awal yang lebih banyak di dalam rumah. Jika diperhalikan lebih lanjut pengaruh juga terasa pada penampilan yang membuat Tom terlihat lebih ramping, pipi lebih berbulu dan memiliki alis mala seperti Boris Karloff, sementara Jerry terlihat lebih manis dengan kuping dan mata yang Jebih besar dengan ekspresi wajah menyerupai Porky Pig. Humor yang diandalkan pun sangat Warner ros, dengan ledakan-ledakan dan jatuh dari ketinggian. Walau tidak terlalu sukses era Chuck Jones cukup disukai sampai saat ini.
The Conclusions
Meski begitu dengan terus diputarnya seri-seri lama Tom and Jerry di TV, ini membuat generasi penggemarnya terus berlipat, seperti lidak ada jeda untuk berhenli menyukai kartun ini, Everybody Likes it, Everybody Happy
Yang membuat Tom and Jerry lidak pernah terlupakan adalah simplisitas yang ditawarkannya, saat seseorang menonlon televisi untuk sekedar bersantai, ia tentunya ingin mengistirahatan otaknya barang sejenak. Dan Tom and Jerry menawarkan itu semua. Kucing yang mengejar Tikus adalah legenda.
Sumber:
No comments: